Salah satu surat Al-Quran Al-Karim yang mempunyai keagungan dan keutamaan adalah Surat al-Kahfi. Akan tetapi tidak sedikit dari kaum Muslimin yang belum mengetahui fadhilah-fadhilahnya, sehingga sebagian mereka jarang atau bahkan hampir tidak pernah membaca dan menghafalnya.

Terlebih khusus pada hari dan malam Jum’at. inilah yang shahih dari Rasulullah ﷺ.

Nabi yang mulia ﷺ telah menjelaskan keutamaan-keutamaan surat al-Kahfi melalui sabda-sabdanya, manakala seorang muslim mengamalkan isi kandungannya akan mendapat keutamaanya yang begitu agung.

Berikut ini kami akan sebutkan hadits-hadits shohih tentang keutamaan surat al-Kahfi.

Pertama: orang yang membacanya di hari jumat akan disinari cahaya  dari Allah antara dua jum’at

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْن

“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya di antara dua Jum’at.” [ HR Al-Hakim, Shahih, Lih. Shahih Al-Jami’ no. 6470]

Kedua: barang siapa yang membacanya pada malam jum’at akan mendapatkan cahaya antara dirinya  dan ka’bah

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” [HR. ad-Darimi, Shahih. Lih Shahih At-Targhib wa At-Tarhib 736]

Ketiga: menghafal sepuluh ayat pertama dan terakhir surat al-Kahfi sebab keselamatan dari fitnah dajjal.

Manfaat lain surat al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi ﷺ adalah untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi menyebutkan; sepuluh ayat terakhir.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ كَمَا أُنْزِلَتْ ، كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ مَقَامِهِ إِلَى مَكَّةَ ، وَمَنْ قَرَأَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ آخِرِهَا ثُمَّ خَرَجَ الدَّجَّالُ لَمْ يُسَلَّطْ عَلَيْهِ ، وَمَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ قَالَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ كُتِبَ فِي رَقٍّ ، ثُمَّ طُبِعَ بِطَابَعٍ فَلَمْ يُكْسَرْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ .

“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi sebagaimana ia diturunkan, maka surat ini akan menjadi cahaya baginya pada hari Kiamat dari tempat tinggalnya hingga ke Mekkah. Dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terkahir dari surat Al-Kahfi lalu Dajjal keluar (datang), maka Dajjal tidak akan membahayakannya. Dan barangsiapa berwudhu lalu ia mengucapkan;“SUBHAANAKALLOHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA” (artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq diibadahi selain Engkau, aku memohon ampunan dan aku bertaubat kepada-Mu), maka ia akan ditulis pada lembaran putih yang bersih, kemudian dicetak dengan alat cetak yang tidak akan rusak sampai hari Kiamat.” [HR An-Nasa’i , Shahih]

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ .

“Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, niscaya dia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal.” [HR Muslim].

Syaikh al-Albani rahimahullah berkata: “Dan di dalam hadits lain dijelaskan maksud daripada perlindungan dan penjagaan dari fitnah Dajjal ialah sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ  فَإِنَّهَا جِوَارُكُمْ مِنْ فِتْنَتِهِ

“Maka barangsiapa di antara kalian yang menjumpai Dajjal, hendaknya ia membacakan di hadapannya ayat-ayat pertama surat Al-Kahfi, karena ayat-ayat tersebut (berfungsi) sebagai penjaga kalian dari fitnahnya.” [HR Muslim].

Keempat : turunnya ketenangan dan ketentraman bagi orang yang membacanya

Sahabat al-Bara’ bin ‘azib radhiyallahu ‘anhu berkata:

كَانَ رَجُلٌ يَقْرَأُ سُورَةَ الكَهْفِ، وَإِلَى جَانِبِهِ حِصَانٌ مَرْبُوطٌ بِشَطَنَيْنِ، فَتَغَشَّتْهُ سَحَابَةٌ، فَجَعَلَتْ تَدْنُو وَتَدْنُو وَجَعَلَ فَرَسُهُ يَنْفِرُ، فَلَمَّا أَصْبَحَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ: «تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ بِالقُرْآنِ»

“Ada seorang sahabat membaca surat al-Kahfi dan di sampingnya ada seekor kuda yang terikat dengan dua tali,maka sebuah awan menutupinya dengan mendekat dan terus mendekat dan kuda itupun lari. Esok harinya sahabat tersebut mendatangi Nabi ﷺ kemudian diceritakanlah kejadian tersebut kepada beliau maka beliaupun berkata: ‘itulah ketenangan yang turun dengan sebab al-Quran’.” [HR Bukhari].

Kapan disunnahkan membacanya?

Disunnahkan membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.

Imam Al-Syafi’i rahimahullah menyatakan: “Aku menyukai membaca surat al-Kahfi pada malam Jumat dan hari Jumat dengan riwayat-riwayat datang tentangnya. [al-Umm: 1/239].

Imam al-Mardawi mengatakan: “Berkata Abu al-Ma’ali: ‘seseorang membaca al-Kahfi pada hari jumat dan malamnya’.” [al-Inshaf 5/282]

Al-Munawi menambahkan juga, “Dianjurkan membacanya pada hari Jum’at begitu juga pada malamnya sebagaimana ditegaskan oleh Syafi’i rahimahullah.” (Faidul Qadir, 6/198).

Dari penjelasan di atas, sudah seyogyanya bagi setiap muslim semangat untuk membaca surat al-Kahfi dan menghafalnya serta mengulang-ulangnya. Khususnya pada hari yang paling baik dan mulia, yaitu hari Jum’at. Mudah-mudahan kita semua diberi kemudahan oleh Allah untuk dapat mengamalkannya dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Nabi ﷺ.

 

***

Oleh: Ust. Dahrul Falihin, Lc

(Staf Pengajar Ponpes Abu Hurairah Mataram)