Oleh: Ust. Ahmad Firdaus, Lc.
***
Dzikir adalah ibadah yang paling mulia yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, ia merupakan cara yang terbaik bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah, amalan yang paling mulia bagi setiap hamba untuk mengisi waktu dan menyibukkan diri, ia adalah amalan yang ringan yang mendatangkan pahala yang besar dan cara yang paling agung untuk mendatangkan manfaat serta menolak mudharat baik dalam kehidupan dunia terutama kelak di akhirat. Allah Ta’ala berfirman menjanjikan ampunan dan ganjaran yang besar bagi hamba-Nya yang banyak berdzikir:
والذكرين الله كثيرا والذكرت أعد الله لهم مغفرة وأجرا عظيما
“Laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma mengatakan tentang makna ayat di atas: “Maksudnya adalah orang-orang yang selalu berdzikir kepada Allah setiap selesai shalat fardhu, pagi dan petang, ketika hendak tidur dan bangun tidur, dan setiap pergi atau kembali ke rumahnya ia berdzikir kepada Allah.”
Begitu juga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan dalam banyak hadist tentang keutamaan banyak berdzikir. Di antaranya adalah hadist dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
سَبَقَ الْمُفَرِّدُوْنَ، قَالُوْا: وَمَا الْمُفَرِّدُوْنَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ : اَلذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتُ.
“Telah menang para Mufarridun,” para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan Mufarridun?”. Beliau menjawab: “Yaitu orang-orang (laki/perempuan) yang banyak berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim).
Di antara dzikir yang dianjurkan untuk kita jaga dan amalkan adalah dzikir pagi dan petang, di sini akan kita sebutkan salah satu dari dzikir pagi dan petang, serta akan kita jelaskan makna, fadhilah serta cara mengamalkannya sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
***
Dari Usman Bin Affan Radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan pada setiap pagi dan petang:
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِي اْلأرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
(Dengan menyebut nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada sesuatu yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) Sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan dimudharatkan oleh sesuatu apapun.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani)
Kandungan makna dzikir
Dzikir ini mengandung makna yang agung, sebagaimana disebutkan dalam kitab ‘Mirqatul Mafatiih Syarah Misykatul Mashabih’ ketika pensyarah menjelaskan makna dzikir, ‘(Dengan menyebut nama Allah) yaitu aku meminta tolong serta aku menjaga diri dari segala hal yang menyakitkan dengan menyebut nama Allah, (yang dengan Nama-Nya tidak ada sesuatu yang membahayakan) yaitu dengan menyebut Nama-Nya dengan keyakinan yang baik dan niat yang ikhlas, (baik di bumi maupun di langit) yaitu dari musibah-musibah yang menimpa baik dari bumi maupun dari langit, (dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) yaitu Allah Maha Mendengar ucapan-ucapan hamba-Nya dan Maha Mengetahui segala perbuatan dan keadaan mereka.’
Manfaat dan faidah dzikir
Manfaat dan faidah yang didapatkan dari dzikir ini sangatlah besar yaitu bisa mencegah bahaya dan bencana yang mendadak -dengan izin Allah- sebagaimana disebutkan dalam hadist di atas.
Imam al-Qurtubi mengatakan tentang hadist ini: “ini adalah hadist yang shahih dan perkataan yang benar, kami mengetahui dalilnya dengan bukti dan praktek, sesungguhnya semenjak saya mendengar hadist ini saya mengamalkannya, dan tidak ada sesuatu yang memudharatkan saya hingga saya meninggalkannya, maka saya disengat oleh kalajengking pada suatu malam di Madinah, maka sayapun berfikir ternyata saya lupa membaca dzikir tersebut.” (Fiqhul Ad’iyati wal Azdkar oleh Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr)
Begitu juga disebutkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunannya, pada saat Abban bin Usman Radiyallahu ‘anhu (perawi hadist) ditimpa penyakit lumpuh, seorang yang mendengar hadist ini darinya mempelototinya keheranan, lalu ia menegur: “kenapa engkau mempelototi aku ? Demi Allah aku tidak berbohong terhadap Usman Radhiyallahu ‘anhu, dan Usmanpun tidak berbohong terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, akan tetapi aku ditimpa penyakit yang telah menimpaku ini pada saat diriku marah dan lupa membaca dzikir ini.”
Catatan penting yang disebutkan oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman As-Sadhan tentang kisah Abban Radhiyallahu ‘anhu di atas, beliau mengatakan: “Hal ini menunjukan bahwa, sikap marah, tempramental yang labil; baik rasa sedih, takut, ketawa dan tangis atau terjebak dalam syahwat dan kelalaian adalah sebab-sebab yang bisa menghalangi fungsi wirid ini sebagai benteng diri, bahkan bisa merusak fungsi tersebut, baik karena setan membuat orang tersebut lalai saat temperamen yang tidak menentu tersebut datang, khususnya marah, marah berasal dari setan dan inilah yang terjadi pada Abban Radhiyallahu ‘anhu, atau fungsi tersebut menjadi lemah karena adanya temperamental yang labil tersebut. Maka tidak mengherankan jika seseorang tertimpa oleh sesuatu padahal ia telah membaca wirid, hal itu karena ia telah membuat celah bagi setan yang dimanfaatkan untuk masuk darinya.” (Al-Hishnul Waqi)
Cara mengamalkan dzikir ini sesuai Sunnah Rasulullah
Disunnhahkan membaca dzikir ini tiga kali pada waktu pagi yaitu waktu setelah subuh hingga terbit matahari, namun jika seseorang lupa membacanya pada waktu tersebut karena ada suatu halangan maka tidak mengapa ia membacanya walaupun setelah terbit matahari, begitu juga disunnahkan membacanya tiga kali pada waktu petang yaitu dari setelah shalat Ashar sampai terbenam matahari, namun jika lupa atau karena ada halangan maka boleh ia membacanya walaupun setelah terbenam matahari. (Fiqihul Adiyah wal azkar)
Inilah salah satu dzikir pagi dan petang –masih banyak dzikir-dzikir yang lain- yang memiliki faidah yang besar untuk kita menjaga dan membentengi diri dari berbagai bahaya dan musibah yang datang dengan tiba-tiba –dengan izin Allah-, semoga Allah menjaga kita semua dan memudahkan kita untuk menghafal dan memperbanyak berdzikir kepada –Nya serta memberikan ganjaran pahala berupa surga kelak di akhirat.
Wallahu A’lam
***
Komentar Terbaru