Sekalipun umat Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam merupakan umat terakhir yang dikeluarkan oleh Allah Ta`ala, namun Allah Ta`ala sangat memuliakan serta menyayangi mereka dengan menganugrehkan berbagai bentuk kemulian baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.

Diantara kemulian dan kasih sayang Allah kepada umat ini di akhirat kelak adalah bahwasanya Allah akan memasukkan sebanyak 70 ribu orang ke dalam surga tanpa melalui penghisaban serta tanpa diazab terlebih dahulu.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh shahabat `Imraan bin Husain radhiyallahu `anhuma Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

” يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ لَا يَكْتَوُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ، وَلَا يَتَطَيَّرُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ “. قَالَ: فَقَامَ عُكَّاشَةُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، ادْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ. فَقَالَ: ” أَنْتَ مِنْهُمْ “. قَالَ: فَقَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، ادْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ. قَالَ: ” قَدْ سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ “.

“akan masuk surga dari umatku tujuh puluh ribu orang tanpa hisab mereka tidak meminta untuk di kay (berobat dengan besi panas), tidak pula meminta untuk diruqyah, serta mereka tidak bertathoyyur (percaya kepada mitos), dan mereka hanya bertawakkal kepada Tuhan mereka, lalu bangunlah Ukkasyah bin Mihshan sambil berkata ya Rasulullah: Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku bagian dari mereka, lalu Rasulullah bersabda: kamu termasuk dari mereka, kemudian bangkit lagi orang lain sambil berkata: ya Rasulullah: berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikanku bagian dari mereka, maka Rasulullah bersabda: sungguh `Ukkasyah telah mendahuluimu dengannya”. [H.R. Imam Ahmad dan Muslim]

Hadits yang mulia ini memiliki banyak faedah, namun pada kesempatan ini penulis hanya akan menyebutkan satu perkara dari faedah-faedah yang terdapat di dalamnya, yaitu sifat-sifat umat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab

Sifat-sifat umat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab yang disebutkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dalam hadits yang mulia ini adalah:

  1. لَا يَكْتَوُونَ : yaitu mereka tidak meminta orang lain untuk mengobati diri mereka dengan besi panas jika mereka sakit.

Sekalipun berobat dengan besi panas merupakan bagian dari pengobatan yang diperbolehkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, namun beliau membenci hal itu bahkan beliau melarang umatnya untuk melakukannya, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنِ الْكَيّ

“Pengobatan itu dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu goresan alat bekam (berbekam), minum madu atau kay (cap penyakit dengan besi panas) dan aku melarang umatku dari kay”. [H.R. Al-Bukhari ]

Karena berobat dengan besi panas termasuk dalam kategori mengazab dengan api dan itu tidak dibenarkan oleh syariat, oleh karenanya seseorang dilarang untuk berobat dengannya kecuali dalam keadaan sangat terpaksa dengan syarat dia tidak meminta kepada orang lain untuk melakukannya dan kalau pun ada orang yang mau membantunya dalam masalah ini maka orang yang membantu tersebut harus betul-betul ahli dalam pengobatan ini, dan hal ini tetap dibenci dan tidak disenangi oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

وَأَنَا أَكْرَهُ الْكَيَّ وَلَا أُحِبُّهُ

“Dan aku membenci kay serta aku tidak menyukainya.” [H.R, Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani]

  1. وَلَا يَسْتَرْقُونَ : mereka tidak meminta orang lain untuk meruqyahnya jika tertimpa sesuatu.

Meminta orang lain untuk mengkay atau meruqyah diri termasuk bagian dari meminta-minta kepada sesama makhluk, dan meminta kepada makhluk terdapat kehinaan. Oleh karenanya orang-orang yang senantiasa bersandar kepada Allah mereka tidak akan pernah merasa butuh kepada makhluk dengan mencukupkan diri bertawakkal kepada Allah semata.

Jadi jika mereka ditimpa oleh sesuatu maka mereka akan meruqyah diri mereka sendiri, begitu pula jika dia terpaksa untuk berobat dengan kay maka mereka akan mengkay diri mereka sendiri dengan tidak meminta-minta kepada orang lain untuk mengkaynya kemudian mereka bertawakkal kepada Allah, dan hal ini merupakan bagian dari kesempurnaan tauhid seseorang.

  1. وَلَا يَتَطَيَّرُونَ: mereka tidak pesimis dengan mitos yang ada, baik dengan sesuatu yang dapat dilihat ataupun yang didengar bahkan yang dapat dicium baunya.

Percaya dengan mitos termasuk perbuatan yang diharamkan oleh syariat karena dia termasuk bagian dari bentuk kesyirikan, yang mana dia tidak dapat dihilangkan kecuali dengan bertawakkal kepada Allah, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الطِّيَرَةُ شِرْكٌ وَمَا مِنَّا إِلاَّ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ

“Mitos merupakan kesyirikan, dan tidak ada seorangpun diantara kita melainkan mereka terpengaruh dengannya, namun Alloh akan menghilangkan pengaruh tersebut dengan tawakkal.” [H.R. Imam Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Maajah dan dishahihkan oleh Al-Albani]

  1. وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ: mereka senantiasa bertawakkal kepada Tuhan mereka dalam segala hal dan keadaan dan tidak bersandar kepada selainNya, karena orang yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan selalu mencukupkan kebutuhannya,

Allah Ta`ala berfirman:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” [Q.S, Ath-Tholaaq: 3]

Inilah empat sifat yang tertanam pada tujuh puluh ribu umat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.

Perlu kita ketahui juga bahwasanya ada tujuh puluh ribu orang lagi bersama setiap seribu orang dari mereka sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dalam sabda beliau:

وَعَدَنِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ مَعَ كُلِّ أَلْفٍ سَبْعُونَ أَلْفًا وَثَلَاثَ حَثَيَاتٍ مِنْ حَثَيَاتِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ

“Tuhanku `Azza wa Jalla telah menjanjikanku untuk memasukkan dari umatku tujuh puluh ribu orang ke dalam surga tanpa hisab dan tanpa azab, dalam setiap seribu orang ada tujuh puluh ribu orang bersama mereka, dan tiga kali cidukan dari cidukan Tuhanku Azza wa Jalla.” [H.R, Imam Ahmad dan Ibnu Maajah dari jalur Abu Umamah Al-Baahily rodhiyallahu `anhu dan dishahihkan oleh Al-Albani]

Ibnu Al-Atsir mengatakan ini merupakan kinayah tentang sangat banyaknya jumlah mereka, dan ini menunjukkan betapa banyaknya jumlah mereka yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab dari umat Nabi kita shallallaahu ‘alaihi wasallam. Semoga Allah menjadikan kita sebagai bagian dari mereka dengan menanamkan sifat-sifat ini pada diri kita, amiin.

Washallillahu `alaa Sayyidinaa Muhammadin wa `alaa aalihi wa shahbihi wa sallim, wa aakhiru da`waanaa anilhamdulillahi Rabbil `Aalamiin.

Wallahu A’lam

***

Download versi cetak (PDF) artikel ini di:
https://app.box.com/s/1db0od6hcoo4udznuk0pvpvakq0rl167

Penulis:
Ust. Masyhuri Badran, Lc.
(Anggota Dewan Redaksi al-Hujjah)