Sesungguhnya di antara karunia dan rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah Allah memudahkan mereka untuk melakukan amal ketaatan, atau ibadah yang dapat mendekatkan diri seorang hamba kepada Allah, di antara ketaatan dan amal ibadah yang dapat mendekatkan diri seorang hamba kepada Allah adalah bersegera untuk memenuhi panggilah Allah, yaitu bersegera menuju masjid apabila adzan sudah dikumandangkan, karena shalat merupakan ibadah yang Allah telah menjadikannya sebagai sebuah kewajiban yang pertama kali akan ditanya nanti di akhirat.
Sebagimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ

“Sesungguhnya sesuatu yang paling pertama dihisab seorang hamba nanti pada hari kiamat dari amalnya adalah shalat, apabila shalatnya baik maka ia telah beruntung dan sukses, dan apabila shalatnya rusak maka ia telah celaka dan rugi.” (HR. Tirmidzi No.413 dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dan di shahihkan oleh albani dalam shahih Al-jami’ Asshagir)
Namun sangat disayangkan di zaman ini, banyak dari kaum muslimin yang melalaikan ibadah shalat, ia tidak datang ke masjid kecuali setelah iqamah, atau setelah imam mendapatkan beberapa raka’at, atau bahkan tidak datang ke masjid sama sekali.
Lihatlah bagaimana semangat para ulama terdahulu dalam menyegerakan diri untuk melakukan ibadah shalat, sahabat ‘Adi bin Hatim Radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

مَا دَخَلَ وَقْتُ صَلاَةٍ حَتَّى أشْتَاقُ إلَيْهَا، وَمَا أُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ مُنْذُ أسْلَمْتُ إلاَّ وَأنَا عَلَى وُضُوْءٍ.

“Tidaklah masuk waktu shalat kecuali saya rindu padanya, dan tidaklah dikumandangkan iqamah semenjak saya masuk islam kecuali saya dalam keadaan telah berwudhu.” (lihat kitab Mausuatu Mawaqifis Salaf oleh Abu Sahl Muhammad Al-Magrawy)
Said bin Al-Musayyib Rahimahullah berkata:

مَا أذَنَ الْمُؤَذِّنُ مُنْذُ ثَلاَثِيْنَ سَنَةً إلاَّ وَأنَا فِي الْمَسْجِدِ، وَمَا فَاتَتْنِي صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ مُنْذُ أرْبَعِيْنَ سَنَةً، وَمَا نَظَرْتُ إلَى قَفَا رَجُلٍ فِي الصَّلاَةِ.

“Tidaklah muazzin mengumandangkan adzan semenjak tiga puluh tahun kecuali saya telah berada di masjid, dan saya tidak pernah ketinggalan shalat berjamaah semenjak empat puluh tahun, dan saya tidak pernah melihat punggung (tengkuk) seseorang dalam shalat.” (Lihat kitab hilyatul Auliya’ oleh Abu Nuaim Al-Ashbahani) Dalam artian beliau selalu berada pada shaf yang pertama.
Sesungguhnya bersegera datang ke masjid memiliki keutamaan yang sangat banyak, di antara keutamaannya adalah:

1. Para malaikat memintakan ampunan kepada orang yang menunggu shalat dan ia juga dihukum seperti orang yang shalat.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu:

اَلْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أحَدِكُمْ مَادَامَ فِي مُصَلاَّهُ مَا لَمْ يُحْدِثْ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، لاَ يَزَالُ أحَدُكُمْ فِي صَلاَةٍ مَا دَامَتْ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ، وَلاَ يَمْنَعُهُ أنْ يَنْقَلِبَ إلَى أهْلِهِ إلاَّ الصَّلاَةُ.

“Para malaikat beristighfar untuk salah seorang di antara kalian selama ia ditempat shalatnya dan tidak berhadas, “ya Allah ampunilah ia, ya Allah rahmatilah ia”, senantiasa seseorang di antara kalian dalam keadaan shalat selama shalat itu yang menahannya, dan tidak ada yang mencegah dia untuk kembali ke keluarganya kecuali shalat.” (HR. Bukhari No. 659 dan Muslim No. 649)

2. Mendapatkan keutamaan shalat di shaf yang pertama.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ اْلأوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوْا إلاَّ أنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوْا…الحديثَ

“Seandainya manusia mengetahui keutamaan pahala yang terdapat dalam adzan dan shaf yang pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan diundi maka mereka akan siap diundi.”(HR. Bukhari No.615 dan Muslim No. 437)

3. Mendapatkan keutamaan Takbiratul ihram bersama imam.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang diriwayatkan oleh sahabat Anas Bin Malik Radhiyallahu ‘anhu:

مَنْ صَلَّى ِللهِ أرْبَعِيْنَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ، يُدْرِكُ التَّكْبِيْرَةَ الْأوْلَى، كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ.

“Barang siapa yang shalat karena Allah selama empat puluh hari dengan berjamaah, ia mendapatkan takbir yang pertama (Takbiratul ihram), dicatatkan untuknya dua kebebasan: kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari kemunafikan.” (HR. Tirmidzi No. 241)

4. Mendapatkan keutamaan berdoa antara adzan dan iqamah, karena berdoa antara keduanya merupakan waktu yang mustajab.

Dari Anas Bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alihi wasallam bersabda:

اَلدُّعَاءُ لاُ يُرَدُّ بَيْنَ الْأذَانِ وَالإقَامَةِ.

“Doa antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak.” (HR.Tirmidzi No. 212 dan dishahihkan oleh albani dalam Irwaul Galil)

5. Mendapatkan keutamaan dekat dari imam, karena dekat dengan imam merupakan keutamaan yang agung.

Dari Samurah Bin Jundub Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

اُحْضُرُوْا الذِّكْرَ، وَادْنُوْا مِنَ الْإمَامِ، فَإنَّ الرَّجُلَ لاَ يَزَالُ يَتَبَاعَدُ حَتَّى يُؤَخَّرَ فِي الْجَنَّةِ وَإنْ دَخَلَهَا.

“Hadirilah dzikir (khutbah), dekatlah kepada imam, sesungguhnya seseorang senantiasa menjauh hingga Allah melambatkan ia masuk surga walaupun ia memasukinya.” (HR. Abu Daud No. 1015 dan dishahih oleh Albani dalam silsilah sahihah )

6. Mendapatkan keutamaan shalat sunnah qabliyah (sebelum shalat fardhu), seperti dua raka’at sebelum shalat subuh, sebelum shalat dzuhur dan sebelum shalat ashar.

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا.

“Dua raka’at sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim No.725)

Dalam hadist yang lain dari Ummu Habibah Radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَى أرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأرْبَعٍ بَعْدَهَا، حَرُمَ عَلَى النَّارِ.

“Barangsiapa yang menjaga empat raka’at sebelum dzuhur dan empat raka’at setelahnya, diharamkan baginya neraka.” (HR. Tirmidzi No. 428 Abu Daud No.1269 dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Misykatul Mashabih)

Rasulullah Shallallahu ‘alihi wasallam juga bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Abdullah Bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma:

رَحِمَ اللهُ امْرَءًا صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أرْبَعًا

“Allah merahmati seseorang yang shalat sebelum ashar empat rakaat.” (HR. Tirmidzi No. 430 Abu Daud No. 1271 dan dihasan oleh Syaikh Albani dalam Shahihul Jami’ As-Shaghir)

Masih banyak lagi keutamaan yang terdapat dalam menyegerakan diri untuk pergi ke masjid yang tidak kami sebutkan, namun semoga keutamaan ini bisa sebagai penyemangat bagi kita untuk kita segera mendatangi masjid dalam rangka shalat berjamaah, dan marilah kita memulai untuk melatih diri kita masing-masing hingga Allah memberikan kita taufiq dan kemudahan untuk kita mendekatkan diri kepada-Nya, dan semoga kita termasuk orang-orang yang berbahagia dan tenang dengan ibadah kepada Allah serta semoga kita dijauhkan dari sifat lalai dan malas. Allahu ‘alam