Sayyidul Istighfaar

اللَّهـُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إلَهَ إلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada yang berhak diibadahi selain Engkau, Engkau menciptakan aku, aku adalah hamba-Mu, aku berada dalam perjanjian dengan-Mu dan aku melaksanakan perjanjian itu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang aku perbuat, aku mengakui nikmat-Mu dan aku mengakui dosaku maka ampunilah aku, karena tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (Dibaca pada waktu pagi dan sore masing-masing 1x)

Diriwayatkan dari sahabat Syaddad bin Ausin Radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda tentang fadhilah Sayyidul Istighfaar ini: “Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu dia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka termasuk ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya di waktu sore lalu dia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka dia termasuk ahli surga.” [HR. Bukhari: 6306, 6323]

Ayat Kursi

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَـيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” [QS. al-Baqarah: 255]

Ayat Kursi ini dibaca pada setiap selesai sholat fardhu lima waktu 1x. Dalam riwayat yang shahih disebutkan bahwasanya: “Barangsiapa membacanya setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya untuk masuk ke dalam surga selain kematian.” [Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah: II/697 no. 972, oleh Imam al-Albani rahimahullah]

Selain itu ayat yang agung ini juga dibaca sebagai wirid pada waktu pagi dan sore hari sebanyak 1x. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari, maka ia dilindungi dari gangguan jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya ketika sore hari, maka ia dilindungi dari gangguan jin hingga pagi hari.” [Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib: I/418 no. 662]

Ta’aawudz bi Kalimaatillah

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Aku berlindung dengan Kalimat-Kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan sesuatu yang diciptakan-Nya.”

Wirid ini dibaca 3x khusus pada waktu sore [lihat Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib: I/412 no. 652].

Adapun fadhilah wirid ini, disebutkan dalam Shahih Muslim (2709) dari Abu Hurairah t bahwasanya ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam lantas bertanya: “Wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, apa gerangan yang membuatku disengat kalajengking tadi malam?” Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam  menjawab: “Jika engkau mengucapkan pada sore hari…(wirid di atas)…, maka tidak akan (ada yang) membahayakanmu.” 

Tashbih wat Tahmiid

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang membaca pada pagi dan sore hari:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

(artinya: Mahasuci Allah, aku memuji-Nya) sebanyak 100x maka tidaklah ada seorangpun yang datang pada hari kiamat dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dia bawa kecuali seseorang yang mengucapkan dzikir semisal ini atau lebih banyak lagi.” [HR. Muslim: 2701]

Radhiitu Billaahi Rabban…

Dalam riwayat yang shahih disebutkan bahwasanya: “Barangsiapa yang membaca:

رَضِيْتُ باِللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا

(artinya: Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Nabiku) 3x ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepadanya pada hari kiamat.” [Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686]

Ta’aawudz bi Asmaa-illaah

بِسْـمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِـي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Dengan Nama Allah yang tidak ada bahaya atas Nama-Nya sesuatu di bumi dan tidak pula di langit. Dia-lah yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui.”

Wirid di atas adalah wirid yang besar fadhilahnya, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat yang shahih bahwasanya: “Barangsiapa yang membacanya 3x ketika padi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakan dirinya.” [HR. Tirmidzi, lihat Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib: I/413 no. 655]

Agar Kita Berada dalam Taufik dan Pertolongan Allah pada Setiap Detik Kehidupan

يَاحَيُّ يَا قَيُّوْمُ, بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ, أَصْلِحْ لِي شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

Wahai Rabb yang Mahahidup, Wahai Rabb yang Mahaberdiri sendiri (yang tidak butuh pada segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan Engkau serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).”

Do’a tersebut shahih bersumber dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam, dibaca pada waktu pagi dan sore hari masing-masing 1x. [Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib: I/147]

Catatan Penting

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam  banyak mengamalkan wiridnya pada waktu pagi dan sore (petang). Karena yang demikian ini adalah tuntunan al-Qur-an. 

Allah berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ber-dzikir-lah (dengan menyebut Nama) Allah dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu Bukroh dan Ashiila.” [QS. al-Ahzaab: 41-42]

Bukroh berarti pagi; yaitu waktu antara Shubuh dan terbitnya matahari, sebagaimana ditegaskan oleh Ibnul Qayyim, sedangkan Ashiila berarti sore/petang yaitu; antara Ashar dan Maghrib sebagaimana penjelasan al-Jauhari (seorang ulama bahasa Arab).

Disusun oleh : Redaksi Al-Hujjah

Muraja’ah : Ust. Mizan Qudsiah, Lc