Sesungguhnya wasiat Allah subhanahu wata’ala yang paling agung yang diwasiatkan kepada hamba-hamba-Nya adalah takwa. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ

“Dan sungguh Kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian dan juga kepada kalian; agar bertakwa kepada Allah.” (An-Nisaa’ : 131)

Karena itulah Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam membuka seluruh khutbahnya dengan tiga ayat yang berisi perintah untuk bertakwa yang tercantum dalam khutbatul haajah. Dalam hadits Al-‘Irbaadh ibn Saariyah radhiallahu anhu:

وَعَظَنَا رسولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – مَوعظةً بَليغَةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوبُ، وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُونُ،

فَقُلْنَا :يَا رسولَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأوْصِنَا، قَالَ: ” أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ….”.

”Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pernah memberikan nasihat yang mendalam kepada kami, yang membuat hati menjadi takut, dan air matapun bercucuran, lalu kami berkata: Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, seakan-akan ini adalah nasihat orang yang hendak pergi untuk selama-lamanya, maka berilah kami wasiat. Beliau r pun bersabda: Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala…. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Takwa adalah sebaik-baik bekal bagi seorang hamba. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

”Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” (Al-Baqarah : 197)

KEWAJIBAN BERTAKWA

Allah subhanahu wata’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya agar bertakwa kepada-Nya dalam banyak ayat di dalam Al-Qur’an, diantaranya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

” Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam beragama islam.” (Ali ‘Imran : 102)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً

”Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar.” (Al-Ahzab : 70)

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ

”Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah subhanahu wata’ala.” (Al-Hasyr : 18)

Bahkan Allah subhanahu wata’ala menjadikan takwa sebagai syarat dalam iman, sebagaimana firman-Nya:

وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

”Dan bertakwalah kepada Allah jika kalian adalah orang-orang yang beriman”. (Al-Maidah : 57)

Lebih dari itu, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam agar bertakwa padahal beliau adalah hamba Allah subhanahu wata’ala yang paling bertakwa dan yang paling takut kepada-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ

”Wahai Nabi bertakwalah kepada Allah.” (Al-Ahzab : 1)

Demikian tingginya kedudukan takwa, sehingga Allah subhanahu wata’ala menjadikannya sebagai ukuran dan timbangan untuk mengetahui siapakah yang paling mulia dan utama disisi Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana firman-Nya:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

”Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling bertakwa diantara kalian.” (Al-Hujurat : 13)

HAKIKAT TAKWA

Takwa dalam bahasa arab maknanya ialah bagaimana seseorang waspada dari sesuatu yang ia takuti. Adapun takwa dalam istilah syar’i, maknanya sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam Ar-Risaalah At-Tabuukiyyah: seorang hamba melazimi ketaatan kepada Allah, didorong oleh rasa iman dengan tujuan mengharap pahala dan ridha Allah subhanahu wata’ala serta senantiasa meninggalkan seluruh maksiat, didorong oleh rasa iman dengan tujuan mengharap pahala dan selamat dari azab Allah subhanahu wata’ala.

Ibnul Mu’taz berkata dalam bait syairnya:

خَلِّ الذُّنُوبَ صَغِيرَها… وَكَبِيرَها ذَاكَ التُّقَى

وَاصْنَعْ كَمَاشٍ فَوْق أَرْ ..ضِ الشَّوْكِ يَحْذَر مَا يَرَى

لَا تَحْقِرَنَّ صَغِيرَةً … إِنَّ الْجِبَال مِنْ الْحَصَى

Tinggalkan dosa-dosa yang kecil dan yang besar, itulah takwa.
Dan bersikaplah seperti orang yang berjalan diatas tanah berduri,
niscaya ia akan mewaspadai apa yang dilihatnya.
Janganlah sekali-kali meremehkan dosa kecil,
sesungguhnya gunung pun berasal dari tumpukan kerikil.

BUAH DARI KETAKWAAN

Buah dari ketakwaan sangatlah banyak. Semua kebaikan di dunia dan di akhirat merupakan buah dari ketakwaan. Mengapa demikian? karena takwa adalah asas dan pondasi dari seluruh amal sholeh serta ia merupakan kunci untuk membuka pintu ridha Allah subhanahu wata’ala. Lalu, apakah pantas seorang muslim mencari jalan selain takwa??
Berikut ini diantara buah-buah yang dapat dipetik dari ketakwaan:

01- Memperoleh perlindungan Allah subhanahu wata’ala.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ

”Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (An-Nahl : 128)

Kebersamaan Allah subhanahu wata’ala yang dimaksud dalam ayat di atas bukanlah bersifat umum, yang berarti Allah subhanahu wata’ala mengetahui seluruh perkataan dan perbuatan hamba-hamba-Nya, akan tetapi kebersamaa yang dimaksud oleh ayat di atas adalah kebersamaan Allah Y yang bersifat khusus yang mencakup perlindungan,penjagaan,dan pertolongan-Nya.

Allah subhanahu wata’ala juga berfirman:

واللهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ

”Dan Allah Y adalah pelindung orang-orang yang bertakwa.” (Al-Jatsiyah : 19)

02-Mendapatkan rahmat Allah subhanahu wata’ala yang mencakup kebahagiaan

dunia dan akhirat.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ

”Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu, maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (Al-A’raaf : 156)

03-Menggapai cinta Allah subhanahu wata’ala

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (At-Taubah : 4)

04-Mendapatkan furqaan (petunjuk yang dapat membedakan antara kebenaran dan kesesatan).

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَتَّقُواْ الله يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَاناً

”Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepada kalian furqaan.” (Al-Anfal : 29)

***

bersambung Insya Allah…

Download Buletin versi PDF

Artikel yang Anda baca ini dapat di download dalam versi Buletin PDF disini: https://www.box.com/s/k8d2vi9gn2f8wnbl62mz